Cara Pakai Humor dalam Konten Marketing Tanpa Terlihat Maksa

Content Creation
Humor Marketing
M

Masyita

Brand Communication

Upload Time

August 06, 2025

Di era media sosial, semua brand berlomba-lomba tampil lucu. Caption makin santai, visual makin absurd, dan campaign makin penuh punchline. Tapi... nggak semua berhasil. Beberapa malah kelihatan maksa, cringe, atau bahkan nggak nyambung sama audiensnya.

Padahal, humor marketing yang dieksekusi dengan tepat bisa jadi senjata ampuh. Ia membangun kedekatan, bikin brand terasa lebih "manusiawi", dan bantu konten jadi lebih shareable. Kuncinya: pakai humor dengan sadar, bukan asal lucu.

Kenapa Humor Masih Efektif di Dunia Marketing? Humor adalah salah satu bentuk komunikasi tertua dan tetap relevan hingga hari ini. Dalam konteks marketing, humor bisa:

  • Menurunkan tensi audiens saat melihat promosi.
  • Meningkatkan brand recall karena kontennya membekas.
  • Mendorong engagement & shareability di media sosial.
  • Membangun hubungan emosional secara natural.

Tapi efek-efek ini hanya terjadi jika humor yang dipakai tepat sasaran dan sesuai dengan karakter brand.

Pakai humor dalam marketing? Boleh banget. Tapi ingat; humor adalah alat bantu komunikasi, bukan pencitraan kosong. Lucu yang berhasil bukan yang paling kocak, tapi yang paling nyambung. Pilih jenis humor yang sesuai dengan brand dan audiens kamu, lalu eksekusi dengan rasa.

Menggunakan humor dalam konten marketing bukan perkara se-enteng menyisipkan meme atau punchline lucu. Ada tantangan tersendiri yang perlu dipahami agar pesan tetap nyampe dan nggak kebablasan. Pertama, humor itu sangat subjektif; beda generasi, beda juga selera lucunya. Gen Z bisa ngakak lihat meme absurd yang nggak masuk akal, sementara audiens millennial cenderung lebih relate dengan jokes pop culture era 2000-an. Kalau kamu asal lempar joke tanpa mikir, bisa-bisa malah nggak ada yang nyambung.

Kedua, konteks budaya dan bahasa lokal juga berpengaruh besar. Sesuatu yang lucu di Jakarta belum tentu punya efek yang sama di Bali atau Makassar. Apalagi kalau brand-mu skala nasional, memahami sensitivitas lokal itu wajib hukumnya biar nggak blunder. Terakhir, hati-hati dengan upaya jadi lucu yang terlalu dipaksakan. Bukannya terkesan santai dan menyenangkan, brand malah bisa terlihat cringe dan overacting. Audiens hari ini cukup peka, mereka bisa langsung tahu kapan kamu “trying too hard”, dan itu bisa bikin engagement jeblok.

Jadi, walaupun kontennya haha-hihi, tetep ada guide dan hal-hal yang harus diperhatiin biar pesan dari jokes bisa tepat sasaran. Lucu itu bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Justru, humor yang berhasil datang dari pemahaman mendalam tentang audiens, strategi komunikasi yang matang, dan penguasaan tone yang pas.

Mau Bikin Konten yang Santai Tapi Tetap Strategis? Yuk ngobrol bareng tim SKENA. Kami bantu kamu bikin konten yang relate, ringan, tapi tetap punya arah. Karena kadang, cara terbaik ambil hati audiens… ya lewat senyum simpul dulu.

Other Post